A.Tari Gegerok
Selain bale adat, Desa Karang Bajo juga memiliki tarian tradisonal yang sampai sekarang masih sering di tampilkan di antaranya tarian Gegerok Tandak. Tari Gegerok Tandak pada dasarnya berasal dari kata Barung dan Tandak. Barung artinya bareng atau bersama, sedangkan Tandak artinya metandang atau menari, jadi Gegerok Tandak merupakan tarian yang dilakukan secara bersama, Tarian Gegerok Tandak ini diartikan sebagai hiburan dengan perumpamaan binatang, karena sifat manusia yang selalu mengusik atau mengganggu merupakan sifat dari binatang, bukan sifat asli manusia. Perumpamaan binatang ini diambil dari jenis babi identik dengan kata-kata MM, Burung Gagak dengan kata-kata Nyuk-nyuk dan Kera dengan kata UUUU.
Yang pertama kali memainkan Tarian Gegerok adalah orang dari garis keturunan Loloan Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, dan orang tersebut tidak diketahui nama lengkap dan tahun berapa kejadiannya. Berdasarkan keterangan dari orang yang memiliki garis keturunan tersebut adalah Amaq Nursawi, yang diketahui kakek dari Nitralip, dan diperkirakan hidup sekitar 1,5 abad yang lalu.
Filosofinya Gegerok Tandak yaitu rasa kegotong royongan, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Hal ini dibuktikan dengan barisan yang tidak boleh terputus, selalu berdekatan. Orang yang selalu berdekatan ini, menunjukan kita tidak boleh putus hubungan silaturrahmi antar sesama, sehingga setiap beban yang dirasakan oleh orang lain, kita harus bisa membantu sesuai dengan kemampuan, begitu juga dengan kebahagiaan yang kita rasakan harus bisa dinikamti bersama.
B.Mengenal Kesenian Suling Mendewa & Tari Klasik
Desa Karang Bajo memiliki ritual yaitu Suling Mendewa merupakan salah satu ritual yang dilakukan secara turun-menurun, sebelum ritual inicberlangsung masyarakat karang bajo akan menentukan hari, waktu, dan tempat yang dinilai baik untuk melaksanakan ritual tersebut. Keunikan lain yaitu suling yang digunakan, memiliki filosofi yang mendasar dan mulia, alat musik seruling ini menggambarkan wujud manusia, apabila seruling ini tidak diberikan hembusan napas, maka tidak akan menghasilkan nada-nada yang indah, begitu juga dengan manusia bila raga tanpa atma atau roh tentu tidak akan ada kehidupan, yang bertugas untuk Suling Mendewa sudah ada garis keturunan dari masing-masing pranata adat, suling mendewa dilakukan menghadap ke utara dan yang menari menghadap keselatan, setiap kali orang mendengarkan suling mendewa ini dengan penuh penghayatan maka akan membuat orang tersebut hilang kendali (Kerasukan), Suling Mendewa ini dilaksanakan secara bergantian disetiap bale adat yang ada di Desa Karang Bajo.